Sabtu, 19 Januari 2008

bau ketiak berkilat wanita cantik

aku suka bau ketiakmu kala berkilat peluh. begitu sedap. begitu menggairahkan. di lapangan sempit bersih tanpa bulu itu maniku pernah tumpah setelah dijepit gesek dalam campuran peluh. oh tanteku!

Jumat, 18 Januari 2008

asin asam khas menyegarkan

ujung lidahku menyapu pelan, kuak bibir vertikal. kurasaan tetes alir cairanmu yang asin asam khas. bibirku mendekat, temani lidah. clap clap klecek klecek adalah suaranya. banjir dari pusatmu. kuhirup. kutempel kudesakkan mulutku, menyeruak masuk menyapa dinding berkilat. kau menggelinjang dan menjerit tertahan. aku sampai tersedak, banjir cairan nikmatmu tak terbendung. wanita sehat normal cairannya banyak, katamu.

Kamis, 17 Januari 2008

aku ingin menghamilimu

aku mencintaimu. bayangkan jadi suamimu. ingin aku salah satu sel dari tumpahan ini akan menjadi janin. tapi kau hanya tertawa saat kukatakan dalam percumbuan. aku ulangi lagi sesaat menjelang kau raih puncak terakhirmu. kau hanya mencubitku.

akhirnya tibalah saat itu. sambil memesraimu dari samping dalam rebah kupegang erat tubuhmu, takkan kulepaskan barang sedetik pun. kudorong kuat lelakiku, memancarlah rindu yang tertahan. dalam ledakan dahsyat tak kusadari apa yang berlangsung.

menjelang badai reda, kubisikkan lagi keinginanku jadi ayah bagi anak kita. kau tertawa kecil, mencubitku. memang tadi masuk ke mana, tanyamu. akhirnya kurasakan liang penahan wakil diriku itu adalah pintu belakangmu.

dalam pacuan nafsu yang biarkan perpindahan jalur penuntas rindu antara pintu depan dan belakang aku tak tahu puncakku tergapai ketika si kecil berada dalam genggaman saluran lain.

tapi bukankah lelehan dari pintu belakang akan menyusup ke depan dan berpeluang buahkan hasil?

sedang tidak subur, katamu. aku yang lebih paham kapan itu terjadi, katamu lagi. tiba-tiba aku meragukan perhitungan kalender.

bercinta dan bercerita dalam gelap

kita padamkan lampu. hanya ac yang menyala. sejuk kering embusan membuat kulit berbintil pori. pucuk bukit kembar mengeras karena dingin ruang dan hangat gejolak.

pelan, lembut, berisi tukar bisik.

tiada peluh mulanya. tapi celah yang lembab itu kian licin, mencari-cari si nakal untuk ditangkap dan dihisap. kita biarkan masing-masing mencari jalan untuk bertemu dan bersatu, kadang hanya bergesek, kadang menembus pelan sebentar, lalu meleset, bergesek dan bergesek lagi, semuanya kita biarkan dalam alir alami.

dalam bisik dan canda mesra akhirnya masing-masing temukan jalan dan sudut yang tepat, tanpa ketergesaan. merambati tanjakan bersama.

puncak-puncak kecil kau raih. peluhmu membanjir dalam gerak yang tak banyak. lalu tibalah puncak tertinggi yang melemparkanmu dalam lenguh panjang sementara jemari dan kukumu mencengkeram bahuku serasa menancap hingga ke daging.

sebentar kemudian aku menjadi bendungan bobol. dalam gelap seperti hilang kesadaran, yang ada hanyalah ledakan kecil dalam diriku.

kita biarkan gempa kecil berkurang getarnya secara bertahap. lama aku terperam dalam genangan licin yang menjepit sampai kemudian yang tadinya keras akhirnya mengendur dan mundur tanpa kutarik, sementara yang licin tergenang seperti mendorong tamunya keluar melalui pintu.

kita berciuman lembut. lama sekali.

apakah kau sedang subur, tanyaku. hanya cubitan yang kudapat.

aku tergolek di sampingmu. kurasakan ceceran basah di sprei. aku beringsut tetap terkena. cairan rindu kita telah tumpah. banyak sekali.

dalam gelap pahaku menggesek pusat rahasiamu. kurasakan ada yang mengalir tiada henti dari sana. encer. berlimpah. lengket.

Rabu, 16 Januari 2008

miss veggie & petai

vegetarian jalan hidupmu beberapa tahun belakangan. lebih sehat katamu. lebih cantik kataku. awet muda kata orang tentangmu. satu yang tak kusuka. kadang kau sertakan petai saat berlalap segar. bau dari mulut boleh lenyap. tapi sisa bau tipis dari salur urinal terendus penciumanku dari jarak 5 cm. aku tak suka. maafkan aku. tapi belum tentu sebulan sekali aku makan petai, katamu. aku tak suka. kau tak berhak melarangku, katamu. aku tak suka tapi aku tak melarangmu karena menghargai pilihan hidupmu sama seperti kuharap darimu dan sudah terbuktikan olehmu.

petai. jejakkan aroma aneh dari kewanitaanmu. pernah hilang gairahku.

Selasa, 15 Januari 2008

tawa pemakluman

kau lihat khazanah gambar di laptopku. tertawa geli. lekaki sukai ketelanjangan wanita, katamu. kau makin geli karena folder berisi closeup. lelaki selalu penasaran akan bentuk dan rupa, imajinasi mereka dijajah oleh perbedaan setiap tampak tersembunyi milik wanita, simpul kita berdua. punyaku bagus, tanyamu. indah, kataku. sangat indah.

percobaan ngeblog

aku di sini aku ada. mengenang keindahan bersama tante sriles seorang praktisi public relations di ibukota